SURABAYA – Masyarakat Surabaya dan Jawa Timur dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap seseorang yang dikenal dengan nama Erlangga, atau kerap dipanggil Angga, yang diduga mengatasnamakan gelar sarjana hukum (SH) padahal menurut pengakuan pihak keluarga, ia tidak pernah menempuh pendidikan perguruan tinggi.
Salah satu keluarga bernama Nuril mengungkapkan kepada awak media bahwa Angga tidak pernah bersekolah hingga perguruan tinggi, sehingga penggunaan gelar "SH" yang melekat padanya patut diragukan. “Dia tidak pernah kuliah dan tidak pernah sekolah tinggi,” ujarnya memberikan klarifikasi.
Nama Angga belakangan ramai diperbincangkan publik lantaran tingkah lakunya yang dianggap tidak etis serta beberapa laporan dugaan penipuan yang mulai mencuat ke permukaan. Kasus-kasus tersebut melibatkan kerugian finansial dari warga yang mengaku menjadi korban.
Kasus Dugaan Penipuan dengan Modus Uang Gaib
Sebelumnya, seorang warga bernama Jamal mengaku mengalami kerugian hingga Rp200 juta. Modus yang digunakan tidak dilakukan secara langsung, melainkan bertahap. "Awalnya 10 juta, kemudian 5 juta, 2 juta, 3 juta, 7 juta dan terus berlanjut hingga mencapai 200 juta," ungkap sumber.
Janji Bisa Urus Masalah Hukum, Korban Lain Mulai Muncul
Kasus lain kembali terjadi pada 6 Desember 2025, di mana Abah Jazuli menyampaikan bahwa dirinya turut menjadi korban. Ia mengaku awalnya membawa seseorang untuk meminta bantuan penyelesaian masalah hukum di Polrestabes Surabaya.
Angga diduga meyakinkan korban bahwa ia dapat mengurus perkara dengan mudah karena memiliki banyak kenalan pejabat. Seiring berjalannya waktu, korban mulai dimintai uang secara bertahap. “Tidak langsung 20 juta, tapi 2,3 juta dengan alasan untuk pihak kepolisian,” kata Abah Jazuli. Bahkan, pada Jumat (5/12/2025), ia kembali dimintai uang sebesar Rp2 juta dengan alasan biaya kawalan Brimob.
Laporan Serupa di Madura dan Lamongan
Laporan dugaan penipuan serupa juga disebut terjadi di wilayah lain. Di Madura, seorang bernama Muis dilaporkan merugi sekitar Rp15 juta, pernyataan tersebut disampaikan oleh Abah Sadin yang merupakan keluarga korban.
Di Lamongan, sejumlah driver Grab Mobil juga mengaku tidak mendapatkan pembayaran hingga menyebabkan kericuhan dan kebingungan di lokasi kejadian.
Himbauan Kepada Masyarakat
Melihat maraknya laporan yang bermunculan, warga Surabaya dan Jawa Timur diimbau untuk berhati-hati apabila berinteraksi dengan pihak yang mengatasnamakan profesi atau gelar tertentu tanpa kejelasan legalitas. Jika menemukan aktivitas mencurigakan atau terjadi kerugian, masyarakat diminta segera melapor kepada aparat kepolisian terdekat.
Langkah waspada menjadi penting untuk mencegah korban lain berjatuhan serta menjaga ketertiban lingkungan masyarakat.
Penulis dani
